CareerCast selaku peneliti membuat beberapa kriteria yang memicu stress yakni ketika pekerjaan itu membahayakan fisik, pekerjaan yang membuat taruhan nyawa, bertanggung jawab terhadap keselamatan jiwa orang lain dan ketika selalu bekerja di depan orang banyak. Meskipun dikatakan pekerjaan yang memicu stress tapi tidak semua pekerjanya membenci pekerjaan mereka.
1. Prajurit Tentara
Mereka bertanggung jawab atas keselamatan jiwa diri sendiri dan orang lain. Selalu berada di garis terdepan pertahanan. Mereka juga kerap dikerahkan ke daerah-daerah yang mengalami bencana alam sehingga mereka melakukan kontak langsung dengan bencana yang mungkin saja masih mengancam.
Mereka juga terpisah dari keluarga yang membuat kerindukan selalu ada bahkan ketika mereka di medan perang sekalipun.
2. Jenderal Militer
Jenderal militer juga diyakini memiliki tingkat pekerjaan yang memicu stress berat. Sebab mereka harus bertanggung jawab terhadap setiap prajurit yang mereka tugaskan. Mereka bertanggung jawab atas nyawa orang yang ditangani prajurit mereka tapi juga bertanggung jawab atas nyawa prajurit itu sendiri.
Mengirim pasukan ke medan perang adalah salah satu pemicu stress yang tinggi, sehingga banyak panglima atau jenderal yang berpikir ratusan kali sebelum mengirim pasukan ke zona panas.
3. Pemadam Kebakaran.
Kalau pekerjaan ini memang tidak usah ditanyakan lagi. Karena anda harus naik di atas truk yang meraung-raung menuju rumah yang sedang kebakaran. Lalu dengan cepat harus bisa memadamkan api yang membara. Belum lagi ada orang yang tertinggal di dalam gedung yang harus diselamatkan.
Riset mengatakan kalau tingkat stres itu bisa meningkat ketika para pekerja tengah bersantai bersama teman atau keluarga tiba-tiba dikerjutkan dengan panggilan mendadak tentang adanya kebakaran. Adrenalin yang terpicu naik turun inilah yang memicu stress tadi.
4. Pilot Komersil
Mungkin banyak anak-anak sekarang ini yang bercita-cita menjadi pilot karena merasa pekerjaan itu nyaman dan keren sekali. Padahal menjadi pilot juga sangat rentan memicu stress.
5. Public Relation (PR)
Banyak orang yang tidak menduga kalau menjadi PR atau Humas adalah pekerjaan yang memicu stress. Padahal pekerjaan ini sangat memicu stress karena selalu berhadapan langsung dengan banyak orang. Kau harus menjaga image dari brand yang diwakili. Bicara sesantun mungkin untuk menjaga citra meski dapat respon yang kasar dari pendengar.
Untuk menjadi PR, anda juga harus siap tidak mendapat rasa terima kasih. Karena brand tidak pernah merasa cukup. Ketika anda mampu membuat klien anda di halaman depan koran daerah, mereka akan tersenyum sebentar lalu kembali bertanya: "bisa koran nasional tidak?". Dan jangan merasa aneh jika anda ditelpon jam 11 malam untuk menanyakan pekerjaan anda
sumber : http://iniunic.blogspot.com
No comments:
Post a Comment