Monday, January 21, 2013

Roy Suryo: Saya Akan "Control+Alt+Delete" PSSI

Masalah besar pertama yang harus dihadapi Roy Suryo saat menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga adalah dituntut mempertahankan supremasi juara di SEA Games Myanmar, akhir tahun ini. Padahal, pelatihan nasional (pelatnas) belum berjalan, karena dana olahraga Rp1,9 triliun dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara belum cair.  
Roy Suryo juga dituntut menyelesaikan dualisme di tubuh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang diberi batas sampai 30 Maret 2013 oleh FIFA, badan otoritas sepak bola dunia. Kalau gagal mengatasinya, Indonesia akan terkena sanksi, dan dicoret dari kualifikasi Piala Dunia dan Piala Asia. Ditambah lagi megaproyek Hambalang yang menyisakan masalah panjang di Kementeriannya. 
  Kepada Heru Triyono, Arie Firdaus dan fotografer Wisnu Agung Prasetyo dari Tempo, di Perumahan Bank Mandiri Bumi Slipi, Jakarta Barat, sebelum pelantikannya, Senin  (14/1) lalu, Roy mengungkapkan solusinya untuk persepakbolaan Indonesia.

Sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga, apa masalah yang diamanatkan Presiden untuk Anda beresi?
Saya mendapat 25 inventarisasi masalah di Kemenpora. Namun, yang diutamakan Presiden ada tiga: konsolidasi, mencapai prestasi, dan benahi PSSI.

 Soal kisruh PSSI, apa yang akan Anda lakukan?
Pilihannya hanya ada dua: memilih salah satu (KPSI atau PSSI) atau bubarkan keduanya. Kalau saya memilih salah satu badan itu, bisa-bisa terjadi kegaduhan lagi. Cara penyelesaian PSSI mudahnya di-control+alt+del (cara mematikan komputer saat macet), begitu.

Wah, kok bumi hangus begitu?
Saya tidak mau arogan. Pertama, saya akan mendengarkan dulu hasil tim satuan tugas bentukan pemerintah yang sudah mendatangkan AFC (Asian Football Confederation). Saya sudah berdiskusi dengan Ibu Rita Subowo, Ketua Komite Olimpiade Indonesia. Intinya mengatasi masalah PSSI jangan berlarut-larut, karena batas waktu FIFA sudah dekat. Kena sanksi sebenarnya bukanlah hal buruk. Lihat pengalaman Yunani dan Irak. Mereka justru jadi bagus setelah diberi sanksi.

Jika ternyata penyelesaian dualisme ini kembali molor, apa yang dilakukan untuk menghindarkan sanksi FIFA?
Saya akan menjalankan dulu semua proses komunikasi, termasuk dengan masyarakat bola. Tidak akan saya paksa mereka untuk bersatu, toh mereka tidak mungkin bersatu. Masyarakat bola itu terbelah karena tidak mengerti persoalan.

Memangnya Anda mengerti?
Ya, banyak persoalan di persepakbolaan kita. Misalnya pemain bolanya itu lho, kasihan. Lihat saja Diego Michiels sakit, kemudian meninggal.

Lho, Diego Michiels kan masih hidup. Maksud Anda, Diego Mendieta?
Eh, iya salah. Sorry... sorry. Diego Michiels itu yang masuk penjara yah. Terima kasih sudah mengingatkan.
 
 
SPONSOR
 
Baca Juga Artikel Terkait Dibawah Ini!!

No comments:

Post a Comment